13 Mei 2015 ketika jarum jam menunjukkan pukul 5.30 sore, saya
masih setia duduk di depan laptop kesayangan .
Biasanya saya akan langsung turun dan absen lalu berjibaku dengan
kemacetan menuju rumah. Namun kali ini saya rela untuk menunggu demi Worskshop Indipreneur dan semua berawal dari twit ini.
Sebetulnya saya bukanlah penggemar fanatik seorang pandji.
Saya seorang yang menyukai gagasan-gagasan yang dikemukakan oleh Pandji.
Saya merasa suara saya diwakilkan oleh seorang Pandji. Saya menyukai isi buku Nasionalisme dan memutuskan untuk
menerima ajakan seorang teman untuk menikmati konser Indonesia: di Museum
Nasional. Sejak itu saya jatuh cinta dengan lirik-lirik lagu pada album merdesa
dan 32, serta berbagai merchandise bertuliskan Indonesia:.
Keputusan untuk datang pada workshop indipreneur edisi
“membuat proposal” saya lakukan pada menit-menit terakhir. Meskipun niatan
menghadiri workshop sudah ada sejak lama namun saya ragu untuk datang karena
lupa untuk melakukan pendaftaran sehingga pasrah saja. Namun membaca twit
diatas, saya langsung memutuskan untuk datang. Lagipula lokasinya di Comma Id,
selain dekat dari kantor, saya pun sudah beberapa kali ke sana untuk menghadiri
berbagai undangan.
Jam 7.15 ojek yang saya tumpangi merapat ke gedung One Walter Place, saya lantas segera menuju lantai 3. Tiba diruangan, saya melihat
sudah banyak orang yang datang dan nampaknya kursi-kursi pada deretan depan pun
sudah terisi penuh. Saya menghampiri meja registrasi dan diterima oleh Mbak
Ittoh yang sibuk mencari nama saya. Sambil pasang senyum termanis saya pun
mengatakan bahwa saya peserta baru yang belum terdaftar. Sebelum serius menyimak materi yang disajikan,
saya masih sempat membuat postingan twitter mengenai kehadiran saya di workshop
kepada teman saya Indra. Iya ini maksudnya twit dalam rangka pamer. Kebetulan
kami berteman baik dan sama-sama mengagumi Pandji, hanya saja Indra berdomisili
di Surabaya dan saya di Jakarta. Anggap saja ini sebagai twit balasan atas twit
pamer Indra yang mengabarkan bahwa ia akan main bola bareng saat Pandji
bertandang ke Surabaya.
Benar saja twit pamer saya pun dibalas oleh Indra.
Pandji membuka acara tepat pada pukul 07.30 dan selesai
tepat pada pukul 09.30, benar-benar sangat tepat waktu. Sebetulnya saya datang tanpa ekpetasi apa-apa,
hanya ingin datang dan belajar bagaimana membuat proposal yang baik. Tapi
ternyata workshop berjalan lancar, Saya tidak menyesal pernah datang. Anggap
saja sedang kuliah dengan dosen yang cara mengajarnya ala stand up comedy. Materi
disamapaikan dengan sangat baik, padat dan jelas. Saya dapat menangkap dengan
tepat apa yang dibicarakan dalam workshop dan materinya dengan mudah dapat
diduplikasi.
Pandji membuka workshop dengan memberikan beberapa peraturan. Pada dasarnya kami diperbolehkan melakukan apapun termasuk tidur, selama tidak mengganggu peserta lain. Slide pertama yang ditanyangkan berisi sebuah kalimat dari Kill The DJ yaitu "Proposal yang baik adalah hasil kerja nyata". Intinya Pandji menyampaikan jangan pernah minta uang/sponsor jika kita tidak punya bukti bahwa kita pernah dan bisa melakukan.
Pada workshop tersebut Pandji memberikan pula beberapa kiat membuat proposal sampai bangaimana mengajukan proposal. Misalnya, jangan pernah bawa proposal yang general tetapi buatlah proposal seakan-akan hanya untuk brand yang kita tuju saja. Hal yang paling bikin saya senang adalah Pandji memberikan tips penulisan proposal halaman per halaman. Misalnya, jumlah slide biasanya ada 10 halaman dengan halaman pertama adalah halaman judul, lalu halaman kedua berisi keterangan siapa kita dan begitu selanjutnya. (Sengaja tidak saya ceritakan lengkap, kalau mau lengkap ya ikut workshopnya dong). Selain memberikan banyak informasi, Pandji juga memberikan kesempatan tanya jawab bagi peserta yang hadir. Pandji benar-benar menyimak setiap pertanyaan yang diajukan serta memberikan jawaban yang sekiranya dapat dicerna dengan mudah oleh peserta. Bahkan Pandji masih memberikan waktu untuk peserta yang ingin bertanya walau workshop sudah selesai.
Kesimpulannya saya benar-benar puas malam itu ditambah lagi saya sempat berfoto bersama dengan Pandji yang tidak lupa saya langsung posting di twitter.
Pandji membuka workshop dengan memberikan beberapa peraturan. Pada dasarnya kami diperbolehkan melakukan apapun termasuk tidur, selama tidak mengganggu peserta lain. Slide pertama yang ditanyangkan berisi sebuah kalimat dari Kill The DJ yaitu "Proposal yang baik adalah hasil kerja nyata". Intinya Pandji menyampaikan jangan pernah minta uang/sponsor jika kita tidak punya bukti bahwa kita pernah dan bisa melakukan.
Pada workshop tersebut Pandji memberikan pula beberapa kiat membuat proposal sampai bangaimana mengajukan proposal. Misalnya, jangan pernah bawa proposal yang general tetapi buatlah proposal seakan-akan hanya untuk brand yang kita tuju saja. Hal yang paling bikin saya senang adalah Pandji memberikan tips penulisan proposal halaman per halaman. Misalnya, jumlah slide biasanya ada 10 halaman dengan halaman pertama adalah halaman judul, lalu halaman kedua berisi keterangan siapa kita dan begitu selanjutnya. (Sengaja tidak saya ceritakan lengkap, kalau mau lengkap ya ikut workshopnya dong). Selain memberikan banyak informasi, Pandji juga memberikan kesempatan tanya jawab bagi peserta yang hadir. Pandji benar-benar menyimak setiap pertanyaan yang diajukan serta memberikan jawaban yang sekiranya dapat dicerna dengan mudah oleh peserta. Bahkan Pandji masih memberikan waktu untuk peserta yang ingin bertanya walau workshop sudah selesai.
Kesimpulannya saya benar-benar puas malam itu ditambah lagi saya sempat berfoto bersama dengan Pandji yang tidak lupa saya langsung posting di twitter.
Buat saya pertemuan dengan pandji malam itu benar-benar membawa
berkah. Banyak orang yang cerdas atau kreatif namun tidak banyak orang yang mau berbagi dan Pandji adalah satu dari sedikit orang itu. Satu hal yang mungkin saya sesali adalah saya hanya mengikuti 3 dari 5 kelas dalam Workshop Indipreneur. Padahal workshop ini membantu sekali buat kita yang ingin berkarya dan hidup dari karya kita, dan satu sama lainnya saling berkaitan. Saya tidak berhasil mengikuti kelas pertama dan terakhir plus launching buku Indipreneur karena satu dan lain hal.
Saya tidak perlu lagi menunggu untuk dibuatkan proposal atas ide-ide
bersama untuk Traveller Kaskus (komunitas pejalan diaman saya bergabung). Dulu
biasanya saya akan menulis proposal panjang lebar dan akan dibuatkan versi
power point yang menjual oleh seorang teman. Kini saya bisa langsung
mempraktekkan segala trik yang diajarkan malam itu untuk kegiatan traveller
kaskus bertajuk “traveller berbagi”.
Hasilnya cukup memuaskan. Selain pujian dari teman-teman, kami
mendapatkan sponsor dari proposal ini dan kini kami sedang mempersiapkan
kegiatan tersebut.
Selain itu, saya pun berhasil membuat Indra iri. Namun saya
sempat membuat rangkuman materi malam itu dan saya berikan kepada beberapa
teman termasuk Indra. Kami pun berencana menonton pertunjukkan hip hop Pandji
di Jogja atau Surabaya…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar