Apa rasanya menyatukan lebih dari 40 komunitas pejalan untuk
bergerak pada isu yang sama? Coba tanyakan Kopdar Sinabung. Mereka dengan pasti
bisa menjawabnya.
****
Saya ingat betul bahwa semua ini berawal dari sebuah twit
pada 28 november 2013. Pesannya sederhana, hanya ajakan bertemu untuk siapa
saja atau komunitas apa saja yang merasakan kepedulian terhadap bencana yang
tengah menimpa Gunung Sinabung. November 2013 memang saat dimana Sinabung mulai
bergejolak. Tanah bergetar, asap mengepul memaksa ratusan orang untuk
mengungsi serta meninggalkan rumah dan
segala harta benda.
Pesan yang segera membuat saya segera beranjak menuju
pelataran monas dengan persetujuan teman-teman Traveller Kaskus. “Datang saja,
tapi loe yang in charge yah. Kita bantu publikasi di media sosial dan ambil aja uang kas untuk donasi”
begitu Kata Zacky, Ketua komunitas dimana saya bernaung.
Pada pertemuan perdana tersebut tak banyak yang hadir, namun
mereka mewakili 10 komunitas pejalan, backpacker,
pendaki gunung dan pecinta alam di Jabodetabek. Pembicaraan yang terjalin
seputar situasi terkini erupsi Gunung
Sinabung yang kami dapatkan melalui teman-teman Backpacker Medan. Malam itu
pula kami memutuskan untuk membagi tugas. Kami yang berada di Jabodetabek akan
berusaha menggalang dana sambil mencoba mengajak lebih banyak komunitas untuk
bergabung sementara teman-teman Backpacker Medan yang akan menyalurkan dana
dengan turun langsung ke pengungsian setiap akhir pekan. Dana yang terkumpul
malam itu sejumlah 4,5 juta rupiah. Selain itu kami pun memilih mas Leo sebagai
koordinator, serta Arie sebagai bendahara yang juga merelakan untuk
mengosongkan salah satu rekningnya untuk dijadikan rekenig bersama Kopdar
Sinabung.
Pertemuan pertama Kopdar Sinabung
Selepas pertemuan pedana, kami terus bergerilya menyebarkan
semangat ini melalui jerjaring media sosial. Saya bantu menyebarkan kepada
teman-teman yang berada di luar kota melalui berbagai group WA yang saya ikuti.
Gerakan ini pun mejalar ke Mas Lucky dari
Kaskus OANC yang saat itu berdomisili di
Jogja, Rizky dari BPI Malang, Sita dari BPI Semarang dan mas Pras serta Rara
dari BPI Bali yang mulai bergerak di kota mereka masing-masing. Mbak Dina Dua
Ransel yang sedang dalam perjalananannya pun turut membantu. Sementara
teman-teman lain pun turut menyebarkan semangat gerakan ini pada lebih banyak komunitas lagi.
Pertemuan kedua yang kami rencanakan berjalan dengan baik
pada 3 Desember 2013. Kali ini lebih banyak orang yang bergabung,lebih banyak
komunitas hingga membuat donasi yang terkumpul mencapai 9.752.000 rupiah dan
kembali kami salurkan kepada teman-teman Backpacker Medan.
Kopdar terus kami lakukan guna menggalang dana lebih banyak
lagi. Kopdar ke-3 kami laksanakan pada 8 januari 2014 di Monas. Hadir lebih
banyak komunitas dengan lebih banyak ide-ide segar. Sejak itu kami menamakan
gerakan ini sebagai Jabodetabek Peduli Sinabung. Setiap komunitas pun membuat
banyak ide untuk penggalangan dananya, mulai dari pembuatan kaos, merchandise ,
teman-teman Kaskus OANC, Kaskus regional Yogyakarta,dan BPC Jogja turun
menggalang dana pada kegiatan Sunmor, hal yang sama dilakukan oleh teman-teman
Backpacker Malang yang turun saat Car Free Day.
Sayangnya, saat bersamaan saya memutuskan untuk pindah ke
kota Tangerang dan memulai pekerjaan baru di sana. Beberapa kali saya berusaha
hadir dalam pertemuan yang dilaksanakan oleh Kopdar Sinabung dengan resiko
mencari tumpangan menginap dan kembali ke Tangerang pada subuh hari untuk lalu
bekerja. Namun akhirnya lebih banyak lagi pertemuan yang tidak bisa saya
hadiri. Di saat-saat itu dua teman saya di Traveller Kaskus yaitu Mawski dan
Rendy lah yang hadir menggantikan saya. Tetapi tetap saja seperti ada yang
kurang, seperti ada rasa ingin terus bergerak.
Rasa ingin terus bergerak bersama terus menggebu dan membuat
saya memberanikan diri untuk datang pada saat teman-teman BPI Tangerang sedang
berkumpul. Saya datang, saya memperkenalkan diri dan saya terus datang. Mereka
menyambut saya dengan sangat ramah dan mengajak saya untuk ikut dalam kegiatan
penggalangan dana untuk Sinabung yang mereka sudah dan akan dilakukan. Jalan KI Samaun di Pasar lama Tangerang adalah
sasaran kami untuk mengamen. Kami membagi diri menjadi dua kelompk lalu berjalan
dari satu kedai ke kedai lainnya, dari satu pusat keramaian ke tempat lainnya dengan
bermodal gitar, serta kardus bekas.
Sementara itu, teman-teman lain di Jakarta dan kota-kota
lain juga terus bergerak. Tidak hanya dana, namun mereka juga membuka donasi
baju layak pakai yang memang sedang dibutuhkan saat itu. Donasi tersebut ditampung,
dipilah lalu dikirimkan ke Medan. Selain itu, mereka pun menjual baju-baju
layak pakai tersebut dengan harga murah lalu uangnya dikirim ke Medan.
Gerakan pun berlanjut didunia maya. Dengan tagar
#supportsinabung kami mencoba mengajak lebih banyak pengguna twitter
mengulurkan tangan bagi saudara-saudara kita di Sinabung. Berbagai akun pejalan
baik personal maupun komunitas turut meramaikan #supportsinabung sehingga
menjadi Trending Topic. Kopdar ke 4 dilaksanakan bersamaan dengan Car Free Day,
Minggu 19 Januari 2014 dan dilanjutkan kopdar ke 5 di pelataran TIM, rabu 22,
Januari 2014.
Gerakan ini akan terus digulirkan dengan mengajak lebih
banyak komunitas pejalan. Saya dan teman-teman
Traveller Kaskus menggagas Piknik Traveller dengan konsep jalan-jalan,
mengenal sejarah dan budaya di pecinan Bogor serta berdonasi. Dilanjutkan dengan
Kopdar ke 6 dilaksanakan pada saat CFD
tanggal 26 Januari 2014 pukul 6 pagi start di pintu 1 senayan. Kali ini rekor
tercipta, 43 komunitas hadir pada CFD tersebut, bergerak bersama mencari donasi
kepada orang-orang yang sedang berada di Jalan Sudirman-Thamrin saat itu. Sayangnya
saya tidak hadir saat itu karena rutinitas pekerjaan saya. Namun saya bangga
dengan mereka dan terharu atas apa yang mereka lakukan.
Laporan demi laporan baik perkembangan terkini erupsi
Sinabung maupun laporan penggunaan dana pun terus kami dapatkan dari
teman-teman Backpacker Medan. Mereka menyewa sebuah mobil bak terbuka, berbelanja
kebutuhan penyintas dari mulai susu bayi hingga pembalut, dari masker
sampai kebutuhan pangan dan membawanya
ke Kaban Jahe. Mereka pun bahkan berhasil membuat paket-paket sembako, baju
koko, mukena dan sarung untuk diberikankepada penyintas kala Lebaran datang. Saya
juga ingat ada beberapa teman yang mengalihkan dana travelling mereka untuk
terbang ke Medan dan ikut serta bersama Backpacker Medan untuk memberikan
bantuan.
Namun seperti kata pepatah mempertahankan lebih sulit dari
meraih mungkin ini pun yang terjadi pada gerakan ini. Kecelakaan yang dialami tim Backpacker Medan saat mengantar bantuan
membuat kami berhenti sesaat. Ada luka-luka yang harus diobati, ada ganti rugi
yang harus dibayar, dan ada kesibukan-kesibukan lain yang harus dihadapi
masing-masing personal di Kopdar Sinabung.
Saya menyebut gerakan ini kini mati suri, namun yang saya banggakan
adalah Kopdar Sinabung merupakan pintu untuk terbukanya gerakan-gerakan lain.
Saya tahu ada beberapa komunitas yang membuat gerakan P2BI dan ada pula yang membuat
gerakan Baskom ( Bakti Sosial Lintas Komunitas). Intinya saya, kami dan mereka
masih akan terus bergerak dengan cara masing-masing.
Saya menyebut gerakan ini sedang mati suri namun saya tahu
dengan pasti setiap orang msih saling menunggu untuk dapat bergerak kembali
dengan apapun nama gerakannya. Group WA Kopdar Sinabung masih ada, walau tidak
seramai dulu. Kami masih saling memberikan informasi perkembangan gunung
Sinabung.
Saya tau persis ini bukanlah gerakan yang saya inisiasi,
bukan gerakan saya, ini adalah gerakan bersama yang diinisiai bersama dan
dijalankan bersama. Seperti halnya tagline “Wongsoyudan takdirnya berjuang” maka gerakan ini adalah
juga sebuah bentuk perjuangan. Jadi
menurut saya mereka semua adalah wongsoyudan, dan kami Wongsoyudan walau
mungkin hanya saya sajalah yang tergila-gila dengan karya Bang Pandji. Toh berjuang
bukan berarti harus menjadi inisiator, berjuang bukan hanya tentang diri
sendiri dan apa yang diri sendiri lakukan.
Terimakasih Bang Pandji telah banyak mengispirasi dan membuat
saya berani bergerak. Selamat ulang tahun bang. Teruslah menginspirasi……………..
Nb: Artikel ini diikutsertakan dalam kompetisi #BalasDi18. Terimakasih atas semua komunitas yang pernah dan masih bergabung dalam gerakan Kopdar Sinabung. Mohon maaf saya tidak bisa menuebutkan satu persatu,